Tuesday, December 18, 2012

Video Klip Mars Garuda Pancasila

Sebenarnya, malam penganugerahan video Klip Mars Garuda Pancasila ini sudah berlalu hampir satu bulan, tapi baru sempat diupload ke youtube.
Gambar animasinya manual menggunakan kapur dan ya, digambar frame by frame. Lupa keseluruhannya ada berapa frame, tapi aku rasa masih kurang banyak, gambarnya masih kurang halus.

Well, inilah persembahan dari pemuda-pemuda bangsa. Enjoy!



Juara 1 kompetisi Video Klip Mars Garuda Pancasila tingkat nasional 2012

Durasi : 1 menit
Director : Dipa Utomo
Ilustrator : Asa laily F. Huda
Cinematography : Eka "Kecap" wahyu P.
Editing : Eka "Kecap" Wahyu P. , Dipa Utomo
Naskah : Dipa Utomo, Asa Laily F. Huda



Karena menyalakan lilin kecil
Lebih suci nilainya ketimbang merencanakan Matahari,

salam sumpah pemuda!

Monday, December 17, 2012

Hal-hal yang Bisa Kita Pelajari dari Kucing


Aku tidak pernah belajar dari siapa pun untuk menyayangi seekor kucing. Semua terjadi begitu saja. Aku mencintai kucing sejak dulu, bahkan sejak aku belum diperbolehkan memeliharanya di rumah.

Suatu minggu pagi, mama membangunkanku dengan meneriakkan namaku dari luar kamar. Sedetik kemudian ia muncul dari balik pintu membawa gumpalan bulu warna putih--yang entah apa. Ah, ini semacam serangan fajar.
Beberapa saat kemudian aku baru sadar, gumpalan putih yang digendong mama bisa mengeong.


"Hei lihat mama sama papa bawa apa, ayo Adek bangun."

Namanya Pipy, umurnya baru 3 bulan. Kucing Persia ras Himalaya bermata biru ini membuatku jatuh cinta pagi-pagi buta.


Kami selalu mengurung Pipy di kandang ketika tidak ada orang di rumah. Kalau aku sudah pulang, buru-buru aku keluarkan dari kandang. Kalian tahu, Pipy senang bukan kepalang ketika tidak berada di kandang. Di sini aku belajar satu hal, bahwa seekor kucing pun tidak suka dikekang.


Suatu hari, kakak laki-lakiku pulang membawa seekor kucing sebesar genggaman tangannya. Ia bilang, kucing ini mengikutinya terus, karena tidak tega, maka ia bawa pulang kucing itu naik motor, digenggam olehnya.

Namanya Mucil, kucing kampung jantan dengan corak "M" di jidatnya ini super nakal dan cerewet. Tapi aku menyayanginya seperti aku menyayangi kucing-kucing sebelumnya. Matanya kuning menyala. Seseorang pernah mengatakannya padaku, kucing dengan mata kuning memiliki pendengaran yang bagus.



Sejak kuliah di Jogja, aku hanya pulang ke Banjar 6 bulan sekali. Terakhir aku pulang, Mucil benar-benar berubah. Ia tampak lebih kurus dan pendiam. Aku merasa bersalah. Tidak ada yang mengurusnya sejak aku pindah ke jogja. Bahkan ia sudah tak sesenang dulu ketika kugendong. Ternyata, seorang kucing pun butuh diperhatikan dan diberi kasih sayang lebih dari yang kita pikirkan.


Waktu itu aku masih SD, acara pernikahan kolega mama tidak begitu menyenangkan, aku memutuskan untuk bermain di luar gedung. Aku menemukan kucing kecil yang sangat kurus. Ia terus mengeong-ngeong membuatku iba. Sebelum pulang, aku memohon pada mama untuk merawatnya dan membawanya pulang.

Namanya Nami, kucing kampung betina belang tiga ini kucing yang angkuh, jutek, dan sangat cantik. Dia kembang desa di perumahan.



Kucing yang kurawat selama 6 tahun ini mengajarkanku banyak hal. Ketika aku memberinya makan, ia mundur dan menyaksikan anak-anaknya makan terlebih dahulu. Saat itu dia masih menyusui, ia butuh asupan makanan, tapi Nami bersikeras anaknya lebih butuh makanan.

Suatu hari Nami datang ke kamarku, mengeong-ngeong dengan keras, aku beri ia ikan, ia menolak. Ia terus mengeong, sambil setengah berlari ke kardus. Aku mengikutinya.
Anaknya hilang satu, Nami terus mengeong dengan keras, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan padaku karena dia kucing yang angkuh. Aku tahu Nami sedang meminta pertolongan, dan ia benar-benar memohon padaku.

Aku dan kakak mencari anaknya tapi tak juga ketemu. Kata mama mungkin dimakan musang. Nami benar-benar kelihatan frustasi.

Beberapa hari kemudian, anaknya hilang semua. Nami mengeong lebih keras. Kali ini ia terlihat seperti sedang menangis.

Malam harinya, tanpa mengeong, tanpa suara, Nami datang ke kamarku menaiki kasur dan duduk di sebelahku. Aku mengelusnya dan ia tak marah. Biasanya ia tidak suka dielus. Aku merasa ada yang janggal. Aku menggendongnya dan ia menurut, bahkan ia menjilat-jilat tanganku. Nami benar-benar aneh malam itu.

"Kamu mau pergi ya?" dengan konyolnya aku bertanya pada Nami. Tentu saja ia tak menjawab.

Malam itu aku tidur dengan Nami. Itu adalah kali pertama dan terakhir kalinya ia tidur satu kasur denganku selama 6 tahun.

Paginya, ketika membuka mata, Nami sudah tidak ada di sebelahku. Ia tak pulang seharian, besoknya ia tetap tak pulang. Aku mencarinya sampai ke komplek seberang tapi nihil, Nami tak kutemukan di mana pun.

Aku mencoba menerjemahkan apa yang Nami coba sampaikan pada malam terakhir ia di rumah melalui sikapnya yang begitu berbeda. Jika sikapnya diterjemahkan dalam bahasa, mungkin ia berkata seperti ini, "Terimakasih karena sudah merawatku selama ini, tapi aku harus pergi mencari anak-anakku."

Percayalah, kucing pun bisa begitu menyayangi anak-anaknya melebihi apa yang selama ini kita bayangkan...

Monday, December 10, 2012

Melalui Mata Pena yang Menari





aku sedang berpuisi, kekasih
setiap garis yang kugores pada kertas ialah puisi
seperti kamu menuliskan cerita tentang kita melalui ribuan aksara

ini adalah caraku berpuisi
melalui mata pena yang menari



Saturday, December 1, 2012

Untuk Mocca, dan Untuk Orang-orang yang Sedang Jatuh Cinta

Sebuah visualisasi lagu ke dalam bentuk visual yang komikal.
Sebenarnya ini cenderung terlihat seperti ilustrasi ya daripada komik, padahal ini tugas komik hihihi.
Dan karya ini aku persembahkan untuk

Mocca

dan untuk

Orang-orang yang sedang jatuh cinta...

Enjoy :)









On The Night Like This - Mocca -
21 x 29,7 cm
Poster colour on paper

Dan kalian bisa mendapatkan bentuk PDFnya di sini. Free. :D


Thursday, November 22, 2012

Tentang Tugas dan Deadline



Mungkin kalian pernah mengalami hal yang sama, malam hari ngebut tugas dan melakukan kecerobohan yang sangat fatal, jadi harus mengulang karya dari awal. Kemudian pagi harinya waktu tugasnya mau dikumpul malah salah jadwal, harusnya dikumpul minggu depan. Rasanya waktu itu pengin benar-benar terjun dari lantai 3 tapi gak berani, aku masih terlalu muda untuk bunuh diri.

Ya begitulah, kadang kenyataan lebih pahit dari pil paling pahit se-dunia. *apasih*

NB: Kapan-kapan aku publish komik lengkapnya. Ini cuma potongan dari tugas kedua komik :D

Saturday, October 27, 2012

Aku Membenci Jas Hujan

Aku membenci jas hujan
Aku membenci jas hujan karena ukurannya yang kebesaran
Aku benci harus melawan hujan dan angin bersamaan dalam balutan jas hujan yang kebesaran

Aku membenci jas hujan
Ketika hujan turun begitu deras, aku lebih suka merebahkan diri di kasur dan menarik selimut hingga sebatas leher
Atau duduk di bibir jendela cafe, menyeruput cokelat panas dengan buku di tangan sambil menikmati butiran-butiran air menyentuh kulit bumi

Aku membenci jas hujan
Suatu hari aku dan sahabatku mengendarai motor dan hujan turun sangat deras
Kami hanya punya satu stel jas hujan
Ia menyuruhku memakainya, aku tak mau
Aku menyuruhnya memakainya, ia tak mau
Akhirnya kami sepakat untuk sama-sama tidak memakai jas hujan
Kami berdua kehujanan, basah sama-sama

Aku membenci jas hujan

Thursday, October 25, 2012

Mama, Tusuk Sate dan Susu Hangat di Malam Hari

Ketika aku kecil, ketika masih belum bisa mengeja kata 'kecelakaan' dengan benar (karena aku selalu mengejanya dengan 'kelecakaan'), aku suka sekali minta belikan sate. Tapi aku selalu kesulitan menggigit daging sate dari samping, aku selalu memasukkan sate beserta tusuknya ke mulut (seperti mengulum) lalu menariknya dengan gigi.

Hari ini Dipa ingin makan sate, kami berhenti di warung sate yang menyediakan nasi putih. Tiba-tiba aku ingat Mama. Mama selalu memenggal tusuk sate setiap kali aku berhasil memakan potongan daging satenya. Begitu seterusnya sampai potongan daging terakhir di tusuk sate yang kumakan telah habis. Katanya agar ujung tusuk sate tidak melukai langit-langit mulutku.

Waktu itu aku merasa hal yang Mama lakukan adalah hal yang biasa saja. Tapi sekarang aku mengerti, hal yang Mama lakukan adalah hal yang luar biasa. Dia sangat puitis. Mamaku adalah ibu yang baik.


Ketika aku kecil, ketika masih belum bisa mengeja kata 'polisi' dengan benar (karena aku selalu mengejanya dengan 'polisti'), aku suka bangun di pertengahan malam, mengetuk pintu kamar Mama dan meminta dibuatkan susu vanilla hangat. Aku tahu dia mengantuk, tapi aku selalu merengek minta buatkan susu vanilla yang disaring dengan saringan teh agar tidak ada ampasnya (seperti yang selalu dilakukan Mbah Kakung). Dan Mama selalu menurutiku.

Hari ini aku meminum susu kotak rasa stroberi yang kuambil dari dalam kulkas. Dingin dan tidak ada rasa kasih sayang yang aku temukan di setiap teguknya.

Waktu itu aku merasa susu yang dibuatkan Mama sama seperti susu-susu lainnya. Tapi malam ini aku menyadari satu hal, susu vanilla hangat yang dulu selalu Mama buatkan untukku adalah susu paling enak sedunia. Aku merindukannya.


Wednesday, October 10, 2012

Rindu yang Terselip di Kantung Celana

Katamu, kau menitipkan rindu pada sidik-sidik jari yang tertinggal di daun pintu kamarku. Tapi kamu bohong. Aku tidak hanya melihat rindumu di sana, tapi juga di pada dinding-dindingnya, pada sela-sela kaca jendela, di bawah karpet, di sela-sela rak buku. Bahkan aku menemukan rindumu ketika bercermin, serta bayangan wajahmu yang menghardik, "Hei, jangan nakal!"

Ini jam ke 58 kamu pergi, dan ini bukan hal yang mudah. Aku seperti orang gila yang mengulang-ulang cerita tentang kamu pada orang yang sama. Aku bahkan sempat ingin mengatakan "Aku kangen kamu" pada setiap orang yang aku temui. Padahal kamu hanya meninggalkan Jogja beberapa hari. Iya, sebut saja aku gila.

Aku tidak berdiri di samping jendela bus dan melambaikan tangan sampai busmu menghilang dari kejauhan saat itu, tapi aku menitipkan rindu pada kantung-kantung celanamu. Semoga mereka bisa memelukmu di sepanjang perjalanan.

Sepucuk Surat Tanpa Nama Pengirim

Sebuah amplop putih tanpa nama pengirim menyusup di bawah lubang angin pintu rumah beberapa hari yang lalu. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari menerima sebuah kiriman surat dari kantor pos di siang bolong, di era serba digital ini.

Aku merobek pinggiran amplop dengan hati-hati.

Oktober 2012
Di antara menit-menitku yang berusaha memelukmu

Hei, aku tahu siapa pengirimnya. Aku membaca suratmu sampai habis dengan masih berdiri di depan pintu. Lututku gemetar.

Rumah kita hanya berjarak 6 kilo, kamu mengirimiku surat melalui pos, ditulis tangan, dimasukkan dalam amplop polos. Itu manis, Dipa. Sayang aku tidak menerima langsung dari pak pos.

Dipa, mungkin kamu benar, tulisanmu serupa coretan-coretan zaman purba di dinding-dinding gua, tapi bukankah coretan zaman purba adalah asal muasal bahasa verbal? Bukan sekedar coretan, 'kan?

Kamu menulis dan mengirimiku surat untuk membuatku bahagia, katamu. Tapi Dipa, dengan menatapmu dan kau membalasnya dengan senyuman saja aku sudah bahagia. Suratmu itu, membuat seluruh tubuhku lemas. Satu hal yang kupikirkan waktu itu, aku ingin cepat bertemu dan memelukmu!

Aku juga bukan penganut fatalisme, tapi mungkin suatu hari kita harus mencoba mengingat-ingat dengan keras, apakah kita pernah saling mencintai di kehidupan sebelumnya. Karena seperti katamu, cinta kita tidak masuk akal kalau dibilang serba kebetulan.

Tuhan punya cara yang indah untuk mempertemukan kita di waktu yang tepat, ya? Atau bahkan sangat tepat?

Ah, terimakasih untuk sepucuk surat manismu, Dipa. Terimakasih untuk kata-kata yang mampu memelukku walau hanya dengan membacanya, terimakasih untuk cinta yang tidak masuk akal, terimakasih untuk waktu-waktumu, terimakasih sudah mau membagi ruang di dalam kamu untuk aku tinggali.

Tuesday, October 2, 2012

Speechless

Bagaimana rasanya, ketika kamu melihat novel yang ilutrasi covernya kamu desain muncul di toko buku? Terbaring di antara buku-buku lain yang dijual di toko buku? Bagaimana rasanya? Speechless. Ya.

Itulah yang aku rasain ketika melihat cover novel yang sangat familiar (warnanya, gambarnya--walau dalam kondisi terbalik) tiduran manis di antara buku-buku di salah satu toko buku di Jogja. Plus waktu itu lagi bareng Dipa. Rasanya tambah campur aduk. Antara senang, bingung, aneh, senang lagi, bingung lagi. *soalnya gak tahu kapan pastinya novelnya terbit*

Hehehe mungkin karena ini desain ilustrasi cover pertamaku, kata Dipa wajar kalau masih speechless. Walaupun ilustrasinya masih gak bagus-bagus banget, tapi rasa senangnya gak bisa ditutup-tutupin. Apalagi ada namaku di belakang cover novelnya. Terus? Ya pokoknya seneng!

Ah, sampai lupa memperkenalkan novelnya. Judulnya Homeless Bird, cerita gadis remaja India yang harus menikah di usia dini dan mempunyai suami yang sakit-sakitan. Yuk dibeli bukunya, ceritanya pernah jadi pemenang National Book Award lho! :)




Masih aneh lihat nama sendiri di sini.

Postingan ini dibuat sekalian untuk promosi. Ya, promosi desain. Siapa pun yang tertarik dengan desainku, sila menghubungi aku. Eehehehe. Atau kalau mau mampir ke portfolioku monggo klik di sini :)

Tuesday, September 18, 2012

Kiriman dari Seorang Teman Baru

Beberapa hari yang lalu ketika sedang mengobrol dengan lelaki berkacamata bulat, seorang kurir pengantar paket mengetuk pintu rumah dan memberikan aku sebuah paket berbalut kertas cokelat. Di sana tertulis nama Cindy, sebagai pengirimnya.

------

Beberapa waktu yang lalu, seseorang yang gak aku kenal (dengan akun twitter @cindygile) me-mention di twitter, mengaku menyukai blogku dan twit-twitku. Aku senang karena ada yang menyukai apa-apa yang aku tulis.

Selang beberapa minggu setelah berkenalan via twitter, dia minta alamat lengkap, katanya ingin mengirimkan sebuah paket untukku. Aku merasa aneh dan bingung. Iya, aku merasa aneh diberi sebuah "hadiah" karena orang itu menyukai blogku, menyukai tulisan-tulisan yang sebenarnya tidak aku tulis untuk orang lain baca. Aku hanya menulis apa yang ingin aku tulis.

------

Setelah menerima paket kiriman dari Cindy, perasaan campur aduk. Antara gak percaya, aneh, dan senang. Tapi lebih banyak senangnya hehehe.

Terimakasih, Cindy yang sudah mau repot-repot mengirim baju cantik ini untukku. Ukurannya pas sekali, aku suka warnanya, aku suka bajunya!


Sekali lagi, terimakasih, Cindy! Semoga suatu hari kita bisa bertemu dan berbagi cerita tidak hanya lewat twitter/BBM lagi. *peluk dari jauh*

Friday, September 14, 2012

Kamu dan Tentang Rasa Sayang Itu

"Zodiakmu apa?"

"Gemini. Kamu apa?"

"Libra. Timbangan. Kalau aku menaruh bumi dan segala isinya di satu sisi timbangan, dan menaruh rasa sayangku di sisi timbangan lain, aku rasa akan tetap lebih berat timbangan yang isinya rasa sayangku ke kamu."

"Gombal."

"Gak percaya? Tapi memang begitu. Aku sayang sama kamu."

"Aku juga."

"Kenapa kamu sayang sama aku?"
***

Kamu selalu menanyakan hal yang sama ketika kita bertemu, "Kenapa kamu menyayangi aku?". Dan aku selalu tidak punya jawaban. Aku memang tidak tahu kenapa. Mencintai kamu tidak perlu alasan, aku rasa. Karena jika alasan itu hilang, cintaku juga ikut hilang bersamanya, begitu?

Aku mencintaimu begitu saja, semua terjadi begitu saja.

Jika aku bisa memilih, mungkin aku akan memilih untuk tidak jatuh cinta kepada kamu, karena aku punya potensi untuk mencintaimu terus-menerus, dan aku tidak tahu bagaimana cara menghentikannya. Tapi sayangnya aku tidak bisa memilih. Kamu sudah membuatku terlanjur jatuh ke dalam lubang dan membuatku menikmati rasa sakit-rasa sakit yang ditimbulkan atas itu. Aku jadi malas merangkak keluar.

Konyol, ya? Memang. Kadang cinta itu tidak harus masuk akal, tidak harus logis.

Kamu mungkin benar, kamu sudah melakukan sulap sederhana terhadap aku. Sangat sederhana. Kamu bisa membuat aku jatuh cinta begitu saja tanpa melakukan banyak hal. Kamu pesulap yang handal.

*Hei, Gemini dan Libra itu cocok. Coba pikirkan. Libra punya dua sisi timbangan, Gemini punya dua sosok manusia. Aku rasa itu cocok. Kita cocok.

Monday, September 3, 2012

Suatu Pagi

Pagi itu aku sedang duduk di meja makan menghadap jendela sambil menikmati teguk demi teguk teh hangatku pagi itu. Dari meja makan, aku bisa melihat halaman rumah tante. Di sebelah pagar ada kandang angsa beserta angsanya yang kadang diam kadang berisik.

Lalu keanehan itu terjadi begitu saja....


Habis melihat kejadian itu aku diam sebentar kemudian ngakak. Pegawai toko roti tante itu membuat pagiku menyenangkan. Mungkin, aku memang harus sering bangun pagi siapa tahu besok-besok menemukan kejadian menggelikan lagi. Hahaha.

*Btw itu gambarnya pake pen tab langsung, memang beda dengan gambar pakai pensil di kertas. -__-"*

Sunday, September 2, 2012

Analogi Cinta dan Sepatu

Cowok itu kalau beli sepatu, mikirnya lamaaaa banget. Pertimbangin ini-itulah, cari yang lebih murah lah. Ujung-ujungnya gak jadi beli.

Cewek itu kalau lihat sepatu bagus, kepingin dan punya uang langsung dibeli. Tapi kalau lihat di tempat lain harganya lebih murah 5 ribu, nyesel.

Milih pasangan itu kayak beli sepatu. Kita gak mungkin beli sepatu yang kebesaran, atau kekecilan, 'kan? Kita pasti memilih sepatu yang pas dan nyaman dipakai. Sama dengan memilih pasangan, kalau gak pas dan nyaman di hati, buat apa dipaksakan?

Katanya sih cowok itu suka gak ambil pusing, tapi kadang cowok berpikir terlalu lama dalam mengambil keputusan, makanya cewek banyak yang ngerasa di-PHP-in. Pedekate lama, ditembak enggak. Ujung-ujungnya si cowok malah jadian sama cewek lain. ("⌣_⌣)/|

Katanya sih cewek itu berperasaan halus, tapi kadang-kadang gak berpikir jauh. Lebih utamain hati. Kalau suka ya suka, kalau gak ya enggak. Tapi kalau sudah suka, kadang bisa ngelakuin hal-hal diluar akal sehat (?). Makanya, kalau harapannya sudah dipatahkan, cewek bisa hancur berkeping-keping karena apa-apa pakai hati.

Ini sebenernya ngomongin apa sih? Intinya apa?! (Û³'O')Û³

Gak tau.

Eh ada taksi. WOI BANG! TAKSI! ( ‾O‾)/

*ditendang abang taksi*

Saturday, September 1, 2012

Mama

Aku tahu mama bisa menulis, meski ia tidak pernah katakan padaku
Padahal aku pernah membaca catatan perjalan naik haji-nya, membacanya membuatku serasa ikut bersamanya di sana
Ia punya bakat yang hebat untuk memintal kata-kata kemudian membuatnya menjadi indah, seperti menari-nari di atas kertas ketika aku membacanya

Aku tahu mama bisa menggambar, meski ia berkali-kali katakan, menggambar bebek saja ia tak bisa.
Padahal aku pernah melihat gambar seorang ibu menggendong anaknya dengan suami di sampingnya ada dalam kertas presentasi mama ketika aku masih kecil. Aku ingat betul, aku tahu ia yang membuatnya.


Wednesday, August 22, 2012

Aku (tidak) Sedang Merindukanmu

Jika rindu ini sebuah benang,
Mungkin sekarang aku sudah dapat ribuan baju hangat
Hanya dengan merindukanmu

Kamu hadir setiap hari, memang
Tapi kita tidak saling sapa
Hanya berbalas senyum
Itu pun kalau kita sama-sama saling pandang; kalau pandangan yang kulempar, kautangkap dengan benar

Dan kau, jangankan merindu, memikirkan saja mungkin tidak
Terlintas aku dipikiranmu saja mungkin itu pemikiran yang paling liar di otakmu

Monday, August 20, 2012

Entah

Lebih memilih mencintai duluan atau dicintai duluan dalam sebuah hubungan?

Aku tidak memilih keduanya. Kalau kita berpikir, dalam kasus dicintai duluan, kita bisa pelan-pelan belajar mencintai orang yang mencintai kita duluan. Salah. Bisa saja salah.

Kita bisa saja berkata, memperkirakan, mencoba mencintai orang yang kita rasa tepat dijatuhi cinta kita. Tapi perasaan siapa yang tahu? Siapa yang bisa menjamin kita bisa mencintai orang tersebut dengan layak? Apalagi ketika kita masih menyimpan seseorang di hati rapat-rapat. Lebih baik, urungkan saja. Daripada kita menjalani sebuah hubungan yang berat sebelah, pasangan sudah mencintai kita secara jauh, kita masih berusaha mencintainya, tidak tahu sampai kapan, tidak tahu kapan cinta kita akan berpegangan erat dengan cintanya.

Pada akhirnya kita akan merasa hambar, sadar bahwa yang kita cari tidak ada dalam dirinya. Bahwa berusaha mencintainya dengan cara apapun tidak akan berhasil. Kita tidak akan bisa berlama-lama berpura-pura.

Dalam kasus kedua, mencintai duluan, juga sama. Kita tidak bisa memaksanya jatuh cinta pada kita. Hatinya, hati kita, akan memilih ingin jatuh di mana.

Jika boleh memilih, aku akan memilih memintal sebuah hubungan dengan seseorang yang jatuh cinta padaku, dan aku cintai.

Kapan?

Entah.

Mungkin esok. Mungkin lusa. Mungkin tahun depan. Mungkin dua tahun lagi.

Friday, August 17, 2012

Rasa yang Tidak Dipelihara

Sebagian orang mengira, rasa yang tak dipelihara akan hilang sebagai mana mestinya

Tanpa kita tahu, mungkin saja benihnya berkembang biak, tumbuh secara brutal tanpa perlu kita sirami, tanpa butuh sinar matahari

Suatu hari ketika kita telah sadar, benih itu sudah menjelma tumbuhan yang menjalar mengelilingi permukaan ruang hati, melilit dan membuatnya terasa lebih sempit

Bahkan, rasa yang tidak bermaksud kita pelihara saja, bisa membuat kita terluka

Tuesday, August 7, 2012

Portfolio

Kalau udah bikin cover novel gitu udah bisa dibilang ilustrator, belum? Udah ya? Udah? Oke. :p

Jadi karena udah (pengin dibilang) ilustrator, harus punya portfolio, dong. Ada yang bilang blog ini udah kayak portfolio, tapi kalau menurut aku blog ini terlalu kacau, semua nyampur. Mulai dari gambar, artwork, sajak, sampai cerita harian. Dan itu gak bisa disebut portfolio.

Jadilah tadi siang bikin sebuah portfolio online yang bisa dibuka siapa saja di internet. Yang mau intip-intip sila buka di sini.

Yang mau order-order gambar juga boleh, mau order bikin ilustrasi cerpen, cover novel dan lain-lain juga boleeeh banget. Order ya, bukan 'minta tolong'. :)

Ya sudah gitu aja, sampai jumpa di postingan selanjutnya.


Salam, Asa.

Monday, August 6, 2012

Thursday, August 2, 2012

Gambar Harian Day 13, 20-29



Day 13, Comic



Day 20, Something You Want


Day 21 Something You Miss


Day 23, Something You Need


Day 24, A Couple


Day 26, Something You Don't Like


Day 27, Something You Love


Day 28, Anything You'd Like


Day 29, A Place You Want to Go

Sunday, July 29, 2012

Gambar Harian Day 9-19


Day 9, Favorite TV Show


Day 10, Favorite Candy


Day 11, Turning Point in Your Life


Day 12, Most Recent Accomplishment


Day 14, Favorite Fairy Tale


Day 15, Family Picture


Day 16, Inspiration


Day 17, Favorite Plant


Day 18, Just A Doodle

Day 19, Something New in Your Life

Monday, July 23, 2012

Diam-diam

Aku masih memperhatikanmu diam-diam dari balik jendela
Ada sepasang kaki tangguh di luar sana
Ada ruas-ruas jemari yang aku ingini menyentuh helai-helai rambutku
Ada bibir tebal yang aku impikan untuk mengecup permukaan pipiku

Katanya, aku tidak boleh memimpikanmu terlalu dalam
Katanya, aku akan terperosok jauh dan terperangkap dalam angan-angan sendiri
Katanya, aku akan mati ditelan harap

Lalu harus bagaimana lagi?
Setiap kali aku mencoba menyamarkan kamu, bayangmu malah muncul semakin jelas dan terang
Seperti purnama yang tak bisa berdusta pada bintang

Percuma saja, aku hanya jatuh berkali-kali pada hati yang sama...

Thursday, July 19, 2012

Kisah Kita, Sesederhana Itu

Hal-hal lucu yang kita alami dulu tiba-tiba muncul kembali saat aku membuka halaman Facebook-mu.

Hai, masih ingat 'kita' ?

Rasa suka yang tidak tersampaikan itu seperti mati dan menjadi hantu penasaran. Akan terus penasaran, entah sampai kapan.

Seperti aku kepada kamu.

Kisah kita dulu sederhana. Kamu meminta nomor ponselku dari seorang teman lalu mulai mengirimiku pesan. Kemudian saling menelepon dan terkikik bersamaan di tengah-tengah obrolan.

Kita saling mengirim pesan padahal sedang sama-sama di sekolah, kelas kita hanya berjarak 15 meter.

"Aku tadi melihatmu duduk di depan pintu kelas. Hihihi."

"Aku juga melihatmu masuk ke dalam kelas. Bandomu bagus." Katamu membalas pesanku.

Pesan sesederhana itu kadang bisa membuatku senyum-senyum seharian, aku yakin pipiku merah padam saat itu. Kamu selalu tahu caranya.

"Kamu hari ini latihan basket 'kan? Semangat ya! :D"

"Makasih, kecil! :)"

Aku tahu kesukaanmu, ketidaksukaanmu, kebiasaanmu, jadwalmu. Semuanya. Aku tahu semuanya yang ada di dalam dirimu. Bahkan ketika kamu sendiri pun tidak menyadarinya.
Hahaha, begitulah perempuan ketika menyukai seorang laki-laki. Lebih baik dari agen FBI sekalipun.

Kita baik-baik saja saat itu, sampai kamu mengatakan, "Aku tidak suka sahabatmu."

Sesederhana itu.

Tuesday, July 17, 2012

Kita tidak akan tahu bagaimana rasanya rindu,
sampai kita benar-benar kehilangan.

Kita tidak akan tahu bagaimana rasanya kehilangan,
sampai kita benar-benar ditinggalkan.

Monday, July 9, 2012

Gambar Harian Day 1-8

Ikutan project dari @GambarHarian , menggambar 31 hari selama bulan Juli. Cukup membuat produktif, paling enggak, kerjaan saat liburan gak cuma duduk didepan laptop, tapi juga menghadapi sketch book, pensil warna dan cat air. :)

Day 1, My Self


Day 2, Favorite Animal


Day3, Favorite Food


Day 4, Favorite Place


Day 5, Best Friend


Day 6, Favorite Book Character


Day 7, Favorite Word


Day 8, Favorite Animated Character

Sorry for 'dirty' doodle. Efek lagi mudik, gak punya scanner di sini, jadi hasil gambarnya difoto, gak sebersih kalau di-scan. :p

Cek tab Favorite dari twitter mereka untuk tahu rulles-nya. Yuk, ikut menggambar! :D