Tuesday, August 9, 2016

Aku Tidak Hidup Kemarin, Aku Hidup Hari Ini


Aku tidak lagi memberitahu pada dunia bahwa aku terluka karena aku tidak hidup kemarin, aku hidup hari ini, besok, dan beberapa puluh tahun lagi.

Aku berjanji tidak akan mengetuk pintu kamarmu mengais maaf yang begitu mahal, aku berjanji tidak akan ada air mata yang jatuh untukmu lagi. Aku berjanji.

Aku bukan orang yang tepat untukmu, untuk hidupmu, paling tidak aku telah berusaha, meski tahun tahun yang kita lewati tidak cukup membuatmu yakin.

Mungkin aku bukan perempuan yang kamu impikan di setiap malam-malammu yang sunyi, bukan perempuan yang kamu harap mampu mengerti hal-hal yang kau tertawakan, atau kau perdebatkan.

Aku hanya Asa, perempuan yang dulu mengagumimu dengan penuh, berharap setiap detik bisa kita habiskan bersama, menghargai apa yang kamu yakini, meski kadang aku merajuk karena kata-katamu, tapi perempuan suka merajuk, karena mereka ingin melihat seberapa besar pria mencintai mereka.

Ternyata kehidupan mengatakan, aku tidak cukup pandai menghadapi kamu, katanya, perasaan saja tidak cukup membuat pria bahagia, katanya, aku akan menghambatmu meraih mimpi-mimpi.

Oh, kehidupan begitu kejam, tapi aku tidak pernah mengutuknya.

Kamu boleh mengatakan pada dunia bahwa kamu terluka, kamu boleh mengatakan pada dunia bahwa aku akan tumbuh menjadi makhluk paling mengerikan di hidupmu, atau katakan pada dunia bahwa kamu bahagia, kita bahagia dengan cara kita sendiri-sendiri, dengan jalan kita sendiri-sendiri, tidak lagi bersama, tidak lagi bergandengan tangan, tidak lagi menatap satu sama lain. Kita bahagia, kita pantas bahagia.

Aku akan mengucapkan selamat tinggal karena aku tidak hidup kemarin, aku hidup hari ini.