Saturday, December 7, 2013

Cerita Magang


Hai hai ketemu lagi sama Asa yang jarang posting. Maafkan aku yang agak laknat ini yaaa. Bukannya aku sombong atau gimana, cuma sekarang aku lagi ngurusin bisnis di perusahaan papah gitu deh... *PLAKKK!* enggak, enggak, aku bohong. Sebenernya memang lagi sibuk sama kuliah, sama Sampan Mimpi dan magang. Iya magang! Buset sibuknya gak kira-kira deh.

Ngomongin magang, jadi mengingatkan kembali bahwa aku sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir yang harusnya tinggal beberapa semester lagi seliweran di kampus. TAPIIII, sebenernya sih aku gak terlalu exited untuk lulus cepat :p apa daya Papa sama Mama pengennya anaknya lulus cepet biar gak malu sama tetangga (?)

Oke kita balik ke cerita magang. Jadi gini, sekarang aku lagi magang di salah satu penerbit gede di Jogja, ya mungkin bisa dibilang penerbit paling gede lah, secara buku-buku yang mereka terbitin itu buku-buku keren. Artinya, kalau kamu magang di penerbit semacam itu, kamu juga dituntut menjadi pekerja yang harus benar-benar bekerja keras. *nangis di pojokan kantor*

Pertama, aku belum pernah kerja di kantor, kedua, aku belum pernah kerja di kantor sebagai desainer, ketiga, aku belum pernah kerja di kantor sebagai desainer dengan tuntutan bekerja dengan speed tinggi. *pingsan di pelukan Freddy Highmore*

Pertama kali masuk kantor dan dikasih kerjaan seabrek cuma bisa bengong, kayak dilepas di tengah laut yang penuh hiu, kamu sendirian dan kamu bingung harus ngapain dulu. Udah terlanjur nyebur, harus berusaha nyelametin nyawamu sendiri. *ah lebay*
Sebenernya gak berat-berat amat kalau kamu udah biasa bekerja dengan speed tinggi. Masalahnya ada di diri kita yang kebiasaan nunda-nunda kerjaan. (KITAAA?!!)

Yang rempong adalah ketika aku harus membelah diri ke tempat magang, ke kampus dan untuk ngerjain pesenan di Sampan Mimpi. Kayaknya satu hari 24 jam itu kurang banget. Rasanya bener-bener pengen membelah diri jadi 4 bagian. Kayak gini:


Hahahaha ngaco ah. Udahan dulu ya. Besok kita sambung lagi. (ini bukan beneran besok loh, aku ngikutin orang Jogja, kalau bilang besok ya gak beneran besok. Halah gitu lah pokoknya.)


Wednesday, November 13, 2013

Puisi Pukul Empat Pagi

Pukul empat pagi

Kepala yang memikirkan tentang cinta yang tak sampai atau tentang kisah yang belum usai meletup-letup seperti petasan anak kecil di bulan suci

Tubuh yang mempertanyakan kehidupan sedang terbujur kaku di atas dipan kayu,
berdecit

Lengan yang merindukan pelukan menari-nari di udara lalu jatuh, permukaan kulitnya terluka


Pukul empat pagi

Lutut-lutut yang melupakan sujud, membatu


Pukul empat pagi

Aku memikirkan apa Cupid pernah salah menembakkan anak panahnya pada jantung-jantung manusia

Kisah Tentang Seorang Ibu di Teras Mini Market

Ada sebuah mini market yang sangat menjamur di Jogja dan kota-kota besar lainnya. Pertumbuhannya seperti virus, sangat cepat. Tapi keberadaan mini market ini menjadi barometer maju atau tidaknya suatu kota. Dipa bilang ini budaya baru. Ya memang, aku setuju. Mahasiswa zaman sekarang sangat membutuhkan mini market semacam ini, menyediakan banyak makanan dan minuman ringan yang buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Fantastis. Bombastis. Kamu tidak akan menemukan mini market semacam ini kalau hidup di Banjarmasin.

Ini bukan cerita tentang seberapa seringnya aku mengunjungi mini market ini, ini cerita tentang seseorang.

Setiap malam (tidak setiap malam, hanya malam-malam tertentu, aku tidak punya uang yang cukup banyak untuk ke mini market ini setiap malam), ketika aku mampir ke Mini market ini untuk sekedar membeli obat dahaga atau membeli pulsa listrik yang habis kurang dari dua minggu sekali, di teras mini market ini, ada seorang ibu duduk termangu.

Usianya mungkin paruh baya. Rambutnya sudah ditumbuhi banyak uban dan digerai menjuntai di bawah bahu. Tubuhnya agak gemuk, kadang-kadang menggunakan pakaian motif bunga-bunga dipadukan dengan rok selutut atau celana pendek selutut. Kakinya dialasi sendal jepit. Di samping kirinya selalu ada bungkusan kantong plastik yang isinya entah apa.

Pandangannya kosong, lurus ke depan. Ia tidak pernah memandang seorangpun yang lewat di depannya, tak pernah menghiraukan sepeda motor yang diparkir sepuluh inci dari kakinya menapak. Seolah ia sedang duduk di padang rumput sendirian, memikirkan kehidupan yang begitu berat.

Suatu hari Dipa pernah mengarang cerita untuk ibu itu, "Kamu tahu? Sebenarnya ibu itu adalah pemilik tanah tempat dibangunnya mini market ini. Dulu, rumahnya dibangun di atas tanah ini, setiap sore, dia menanti suaminya di teras rumah sambil melamun, tapi suaminya tidak pernah datang. Dia melakukan hal itu terus menerus hingga hari ini, walau tanahnya sudah dibeli pemilik modal untuk membangun sebuah mini market."


Jika itu benar, maka Ibu ini adalah wanita yang setia. Aku beberapa kali menemukannya menunduk terkantuk-kantuk, kemudian duduk lagi dengan wajar, kemudian menunduk lagi sampai badannya menekuk. Sungguh ia kelihatan sangat mengantuk tapi enggan pergi dari teras mini market itu.
Apa yang sebenarnya sedang dia tunggu? Apa yang dia pikirkan? Apa isi bungkusan kantong plastik hitam di sisi kirinya? Kenapa hanya malam hari dia di sana? Siangnya ada di mana?
Entah. Ibu itu membuat aku penasaran sampai malam ini.

Monday, September 30, 2013

Surat Untuk Calon Suami

Hai, aku Asa, calon istrimu.
Aku bukan perempuan pintar yang membaca buku pengetahuan setebal sandal wanita-wanita di pusat perbelanjaan. Aku lebih suka membaca ensiklopedia tokoh kartun atau membaca buku fantasi 6 seri.

Aku lebih suka membaca komik daripada membaca buku-buku politik. Lebih suka mempelajari buku "Belajar Menggambar Bentuk" atau "Apa Saja yang Bisa Kamu Temui di Dunia Peri" dari pada "Hal-hal yang Tak Pernah Terungkap di Balik Kemerdekaan RI"

Aku bukan orang yang serius, suka membicarakan politik dan memperdebatkan hal-hal yang membuat kepala pusing. Aku seseorang yang hanya memikirkan hal-hal kecil seperti; bagaimana cara membuat kebahagiaan-kebahagiaan kecil untuk orang lain, mungkin dengan membuatkan sebuah barang yang dijahit tangan atau mengajak anak-anak menggambar. Aku lebih suka memberi hadiah daripada berdebat dengan segala rasa sok tahu. Orang-orang yang berdebat hanya akan menunjukkan betapa egoisnya manusia.

Ini aku, perempuan yang suatu hari menyambutmu di balik pintu sambil membawa setangkup kasih dalam cangkir kopi, lalu mendengarkan segala keluhanmu tentang hari. Bukan perempuan yang akan mengajakmu mendiskusikan banyak hal dan membuat kepalamu tidak pernah berhenti bekerja.

Sekali lagi, aku bukan perempuan pintar yang kamu dan laki-laki lain harapkan. Aku hanya perempuan yang akan merawat anak-anak kita dengan penuh kasih, menyiapkan sarapan dan makan malam, mengantar dan menjemput mereka, membacakan dongeng sebelum tidur, serta mengambil rapor semester anak-anak kita.

Jika kamu menikahiku kelak, kau harus menerima resiko besar bahwa aku hanya akan menjadi perempuan dengan cinta paling besar, bukan otak paling pintar.

Salam, Asa.

Saturday, August 3, 2013

Aku Perempuan yang Tidak Memelihara Kenangan

Aku baru tahu bahwa ada kenangan yang bisa dibawa pulang dan disimpan di lemari pakaian.

Ada kenangan yang bisa dipelihara dan disirami setiap hari.

Ada kenangan yang dikenang-kenang, dikembalikan, atau dibakar lalu abunya dibuang.


Ada kenangan yang terlalu berisik, mengusikmu, masuk ke kepalamu dan berteriak sepanjang hari.

Ada kenangan yang sangat tenang, diam-diam tertidur dalam dadamu.

Tapi aku perempuan setia, tidak mendua dengan menyimpan kenangan di balik pintu kamar, tidak juga memelihara dan menyiraminya.

Aku perempuan setia, asal kamu tahu saja.

Tuesday, April 16, 2013

Hello!


Untuk pengunjung blog ini, maaf kalau belum ada postingan terbaru di blog ini,
penghuni sedang sibuk-sibuknya dengan tugas kuliah dan lain-lain.
Sampai ketemu di postingan selanjutnya, ya.
Terimakasih sudah berkunjung!

Salam,
Asa.

Sunday, March 17, 2013

Cinta 3gp

Hai, haloooo...
Berhubung pembaca blog ini lebih sering disuguhi sesuatu yang sedikit serius-serius melulu, maka aku mau kasih lihat sesuatu yang mungkin bisa menghibur kalian. Walau cuma sedikit.

Video ini dibuat untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Audio Visual, sebenarnya tugas ini dikumpulkan dalam bentuk mentah dan memang tidak boleh diedit, tapi karena aku rasa gak ada salahnya diedit dan dipublish di youtube (walaupun yang nonton juga dikit), maka aku mengeditnya dengan sangat sederhana sekali. Walaupun aku tidak pernah mengerti bagaimana cara mengedit video yang baik, aspek-aspek yang harus diperhatikan apa saja. Dan...... Apa ya? Ah, pokoknya ditonton saja, semoga menghibur!


Cast : Isti Beni Y, Bram Aryo, Antonius Ipur
Direct by : Aida Rahma
Storyboard : Antonius Ipur
Script : Asa Laily
Kameraman : Asa Laily
Kamera : Samsung Galaxy Tab P-1000


Nb : Sebelum ditegur, aku sadar kok ada typo di credit tittle-nya. Karena ini masih latihan, dimaafkan saja ya? :p

Monday, March 11, 2013

Wanita Paling Bahagia Setiap Pagi

Aku menjadi wanita paling bahagia sedunia, setiap pagi, kamu tahu? Aku jadi wanita paling bahagia ketika membangunkan kamu.

Gelembung-gelembung mimpimu telah pecah ketika aku menepuk pipimu dengan halus. Kau marah.

Matamu masih terpejam dan alismu mengerut, kau lalu menggerutu dengan ucapan-ucapan yang tidak begitu jelas. Kamu mengigau.

Kamu mengigau dengan menyebut-nyebut namaku. Lalu berkata "Aku sayang kamu" sambil setengah merengek. Kemudian beberapa detik setelahnya, kauminta aku merangkulmu.

Pagiku indah. Pagiku indah karena kamu mencintaiku bahkan dalam keadaan tidak sadar.

Aku mencintaimu ketika kamu terlelap sekalipun. Ketika kamu tidak benar-benar bisa aku sentuh..

Monday, February 25, 2013

Hai... Apa kabar?

Kalau blog ini bisa bicara, mungkin dia sudah protes karena aku sudah jarang bercerita di sini. Atau kalau dia kekasihku, dia sudah memutuskanku berhari-hari yang lalu karena aku tidak mengabarkan apa-apa dalam beberapa waktu terakhir.
Tapi untungnya, blog ini adalah pendengar yang baik. Ia tidak pernah protes sesering apa atau sejarang apa aku bercerita di sini. Ia tidak pernah menyanggah, tidak pernah protes, blog ini begitu ikhlas.

Ya. Blog ini begitu ikhlas. Seperti cintaku kepada kamu. Jika aku mencintaimu sebanyak 1000, aku meminta kamu menerimanya utuh, dan aku tidak meminta dibalas dengan volume yang sama. Karena cinta yang baik tidak pernah meminta balasan barang setetes peluh semut pun.

Kalian pernah mencintai pria dengan begitu dalam? Aku sedang. Aku mencintai seorang pria dengan hati yang besar. Dengan perangai yang baik. Dengan aksara-aksara yang tersimpan di balik matanya yang tajam. Pria dengan struktur tulang belakang yang begitu sempurna.

Kami punya begitu banyak impian, kami membangun mimpi-mimpi kami sendiri. Aku berharap suatu hari bisa mewujudkan mimpi-mimpi kami dan bisa menyandang namanya di belakang namaku. Ya. Aku hanya bisa berharap. Semua terserah Tuhan. Karena aku tahu, Tuhan selalu tahu hal-hal yang terbaik untuk umat-Nya.

Aku mencintainya hingga detik ini, hingga tulisan ini selesai ditulis, tanpa syarat, tanpa mengharap balasan apa-apa..

Monday, January 21, 2013

I Have a Dream


Beberapa waktu yang lalu mendapat kiriman sebuah buku I Have a Dream dari penulisnya langsung, mbak Fita Chakra --walaupun buku ini sempat bermalam beberapa hari di atas lemari tanpa aku tahu karena ternyata kiriman buku yang sudah sampai beberapa hari yang lalu ini diterima oleh mas Rendi, dan dia gak bilang kalau bukunya diletakkan di atas lemari ("⌣_⌣)/|

Kenapa kok Asa bisa dapat kiriman buku dari penulisnya langsung?

Jadi ceritanya begini, dulu kami (aku dan mbak Fita) berkenalan via facebook, dia bilang dia seorang penulis buku anak-anak dan parenting, mbak Fita juga scolioser, kami jadi sering mengobrol, dan suatu ketika dia memberi kabar bahwa bukunya sudah terbit dan mau kirim satu buat aku.


"Aku... Aku dulu malu dengan tubuhku. Bentuknya aneh, seperti berpunuk. Aku malu kalau semua orang melihatku," ujar Tari.
Ya, itu dulu. Meskipun Tari menderita skoliosis--sejenis kelainan pada tulang belakang, tapi Tari tidak ingin hidupnya terpuruk. Dia berusaha berpikir positif dan menjalani hari-harinya dengan ceria bersama Mila dan Felisha, sahabatnya. Bahkan, Tari berjuang keras untuk memenangkan Children Writing Contest agar mendapat hadiah uang untuk membeli alat penyangga tubuh sebagai bagian dari terapi sakitnya.
Berhasilkah Tari meraih mimpi-mimpinya? Bagaimana tari menghadapi Nadine, si sempurna yang selalu "menjegal" langkahnya?



Buku I Have a Dream ini bercerita tentang anak perempuan bernama Tari, seorang scolioser pantang menyerah dan punya mimpi menjadi seorang penulis. Buku ini mengajarkan banyak hal, tentang persahabatan, cinta seorang ibu, impian dan perjuangan dengan bahasa yang sederhana, tentu saja.


Menulis buku anak-anak tidaklah mudah, Mbak Fita sukses membuat aku merasa kembali seperti anak-anak ketika membaca cerita ini. Gaya bertutur bahasanya sangat sederhana, seperti cerita-pendek cerita pendek yang sering aku baca di majalah anak-anak dulu. Anak-anak butuh banyak bacaan seperti ini, aku rasa.

Buku ini sangat mengharukan--terutama karena mungkin aku juga mengalami beberapa hal yang sama seperti yang Tari alami.
Aku yakin, cerita Tari akan menjadi inspirasi banyak anak-anak di luar sana--terutama yang punya kekurangan-kekurangan tertentu seperti seorang scolioser, misalnya.
Sebuah kekurangan pada diri kita tidak akan menjadi penghalang untuk meraih mimpi-mimpi kita. Asal kita yakin, tetap semangat, dan tidak peduli apa yang orang lain lakukan untuk menjatuhkan kita. Harus beli dan baca bukunya!



Terima kasih, mbak Fita untuk kiriman bukunya, sukses selalu dan semoga suatu hari aku akan menyusulmu menjadi seorang penulis. Hehe amin.


Sunday, January 13, 2013

Salah Kicau, Bikin Kacau!


Tugas akhir DKV 3
Membuat poster tentang dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial


Kenapa memilih twitter sebenarnya sederhana, karena sekarang hampir semua orang menggunakan twitter.

"SALAH KICAU BIKIN KACAU" terinspirasi dari orang-orang yang diserang karena tweet-tweet yang di-posting dianggap tidak pantas.

Ada yang bilang, "Ngapain nge-tweet aja perlu hati-hati, emang mau nyebrang jalan?" Dih, beda kali hati-hatinya.

Semoga saja poster ini sudah cukup jelas menyampaikan pesan yang aku ingin sampaikan ke kalian.

Salam. :)

Friday, January 11, 2013

Mbah Kakung dan Kebaikan-kebaikan yang Ia Ajarkan

Mbah Kakung adalah sosok yang paling bersahaja yang pernah aku kenal. Aku belajar kebaikan-kebaikan darinya. Tentang bagaimana memperlakukan orang dengan baik, tentang bagaimana selalu tersenyum walau tersakiti, bukan menjadi munafik, tapi darinya aku belajar untuk menjadi orang yang penuh kesabaran.

Ia orang yang sangat baik. Suatu hari ketika ia mengambil uang pensiun, ia pulang ke rumah tanpa uang barang seribu. Seluruh uang pensiun yang ia ambil hari itu, diserahkan ke keluarga yang membutuhkan. Hatiku bergetar mendengar cerita itu dari Mama.

Mbah Kakung orang yang sangat baik, yang tidak ingin kebaikannya diketahui oleh orang lain. Ia tak pernah menceritakan kebaikan-kebaikan besar yang ia lakukan untuk orang lain. Ia tidak pernah merasa memberi hutang kepada orang-orang yang ia perlakukan dengan baik.

Mbah Kakung adalah seniman paling hebat yang pernah aku kenal. Ia orang yang pertama kali mengajarkanku membaca, menulis dan menggambar. Ia yang pertama kali memperkenalkan aku pada titik, garis dan bentuk. Ia mengajari aku bagaimana cara mewarnai dengan rapi saat umurku belum genap 4 tahun. Ia punya andil penting tentang bagaimana kehidupanku sekarang. Tentang pilihan menuntut ilmu di jurusan seni.

Ia orang yang setia, sejak istrinya meninggal, ia tak pernah ingin menikah lagi. Dulu ketika masih ingat banyak hal dan Mama bertanya menapa ia tak ingin menikah lagi, dengan santai ia menjawab, "Aku hanya mencintai Makmu."

Umur Mbah Kakung sekarang 85 tahun. Hanya sedikit yang masih dia ingat. Bahkan ia sudah tidak mengenali anak-anaknya lagi. Tapi ia masih tetap sering melakukan kebaikan-kebaikan walau sudah tidak banyak yang ia ingat tentang kehidupannya, tentang siapa dirinya.

Kadang aku menyimpulkan sendiri, tentang Mbah Kakung yang sehat walafiat sampai detik ini, tak pernah terserah penyakit, tak pernah mengeluh, hanya ingatannya saja yang sudah mulai parah karena tubuhnya yang sudah mulai menua, mungkin ini balasan Tuhan karena ia begitu baik, karena aku yakin banyak yang mendoakannya agar selalu sehat, orang-orang yang menyayanginya dan yang pernah ia tolong.