Pukul empat pagi
Kepala yang memikirkan tentang cinta yang tak sampai atau tentang kisah yang belum usai meletup-letup seperti petasan anak kecil di bulan suci
Tubuh yang mempertanyakan kehidupan sedang terbujur kaku di atas dipan kayu,
berdecit
Lengan yang merindukan pelukan menari-nari di udara lalu jatuh, permukaan kulitnya terluka
Pukul empat pagi
Lutut-lutut yang melupakan sujud, membatu
Pukul empat pagi
Aku memikirkan apa Cupid pernah salah menembakkan anak panahnya pada jantung-jantung manusia
nice poem :)
ReplyDelete