Wednesday, January 14, 2015

7 Hal Paling Menyebalkan dari Online Shop di Instagram Versi Asa



1. Spam Dengan Komentar Gak Penting

"Cek IG kita kakaaaak, ada tas lucu, sepatu lucu, cowok lucu, dedek lucu, kakak lucu."
Menurut aku, hal kayak gini gak perlu dilakukan. Spam komentar di foto orang, istilahnya jadi seperti ngiklan gratis di akun orang. Mengganggu pula.



2. Akun Instagram Di-Protect

Akun Instagram diprotect  alias digembok alias gak bisa dilihat kalau gak follow.Udah spam komen, pas di-visit instagramnya diprotect. Ini mau jualan, atau mau banyak-banyakan nambahin followers sih? :(
Karena hal kayak gini menyebalkan buat aku, kadang kadang aku follow, lihat lihat sebentar terus aku unfollow lagi dan gak akan pernah follow lagi selamanya. Mang enak :p



3. Shoutout of Shoutout Atau Biasa Disebut dengan SFS

Awal mulanya, aku juga gak paham sama SFS ini, artinya apaan. Ternyata bahasa ringannya, SFS ini ngiklanin online shop lain di akun online shop milik kita. Tapi, syaratnya harus timbal balik, jadi ketika OS si A mempromosikan barang dagangan OS si B, maka si A juga harus mempromosikan OS si B dalam waktu yang bersamaan. Mereka pun punya peraturan masing-masing ternyata. Ada yang foto dagangan orang lain dipertahankan sampai satu hari, dua hari, bahkan hanya ada yang satu jam saja. Eh, kalau uploadnya gak barengan (misal ada yang telat) didenda dengan gak boleh menghapus foto dagangan orang sampai beberapa jam kedepan (biasanya sudah deal dengan denda dari awal)

Aku juga punya online shop, tapi karena aku juga sering belanja online, sebagai pelanggan, aku merasa terganggu kalau follow online shop yang suka mempromosikan dagangan orang lain. Kalau cuma satu gak masalah, ini biasanya ada 20 foto barang online shop lain dalam satu jam yang berkeliaran di home instagramku. Alasan mereka ngelakuin SFS? Entah, mungkin biar penjualan naik. Menurutku, rezeki itu sudah ada yang atur. Tidak perlu memaksakan diri apalagi dengan merugikan dan membuat orang lain tidak nyaman. Berusahalah semampumu, lakukan yang terbaik untuk online shopmu, niscaya rezeki akan datang.

Ada beberapa online shop yang aku kecewa banget sama mereka. Tadinya gak pernah SFS tiba-tiba ikut SFS dengan brutal. Brutal. BRUTAL.


4. Suka Black List Pelanggan.

Tahukan kalau pelanggan adalah 'raja'? Kalau di instagram sekarang sih gak ada istilah gitu kayaknya. Istilahnya sekarang, yang jualan yang raja hehehe.

Sering sekali lihat ada akun online shop di instagram yang nulis "Hit and Run=Black List" maksudnya adalah kalau sudah banyak tanya tapi gak beli, bakal di-black list atau enggak dilayani lagi. Emmm, coba kamu bayangkan kamu punya toko, ada satu orang datang ke tokomu, tanya barang daganganmu, lalu dia menimbang-nimbang dan gak memutuskan untuk beli dan pulang. Besok harinya dia datang lagi dan kamu bilang ke dia, kalau tokomu tidak akan melayani dia lagi karena kemarin hanya tanya-tanya. Logis? Enggak.

Bahkan Iby pernah cerita, dia ngechat salah satu online shop yang jual kosmetik, setelah tanya banyak hal, iby memutuskan buat mikir lagi beli kosmetiknya. Alhasil chat terakhir dari penjual itu hanya di-read sama iby. Tapi besok harinya, si penjual langsung chat lagi, "kok cuma di-read chatnya?"Ini penjual macam apa? Dengar ceritanya saja rasanya kesal. Rrrrrr.


5. Hanya Melayani Chat dari Pelanggan yang Sesuai Format Order

(misal format order seperti ini: isi nama, jumlah pesanan, alamat, mau transfer ke bank apa) tanpa menyertakan bahan atau keterangan lebih lanjut tentang barangan dagangannya di foto.Kalau begitu apa iya kita langsung bisa beli? Setiap pelanggan kadang harus tanya dulu 'kan? Masa gak boleh? Masa tiba2 langsung ngomong mau beli aja?


6. Gak Ngasih Resi Kecuali Barang Gak Sampai Setelah 3 Hari.

Ini maksudnya gimana? Resi adalah hak pelanggan, seberapa banyak pun kamu kirim barang, resi itu WAJIB hukumnya untuk dikasih ke pelanggan.

7. Mengupload Resi di Instagram.

Ini gak sopan banget menurutku. Bukan upload resi yang di foto lho ya, tapi benar-benar nomor resinya di-share. Memangnya, pelanggan selalu harus pantengin Instagram Online shop tertentu untuk tahu resinya? Memangnya serepot apa sih memberitahukan resi kepada pelanggan secara personal?


Tujuh hal di atas itu pernah aku alami, bukan hanya saat belanja online, tapi beberapa pemilik akun online shop yang aku kenal juga sering seperti itu, dan menurutku sangat menyebalkan (Ini menurutku sih, gak tahu kalau menurut orang lain). Aku harap kalian yang membaca ini, jika suatu hari punya Online Shop dan bikin akun di Instagram, jangan begini yaaaa, jadilah penjual yang menyenangkan. Jadi ambisius untuk dapat banyak uang boleh, tapi jangan sampai mengganggu orang lain. Jadilah penjual yang sopan dan melayani pelanggan dengan sangat baik. Jangan annoying dan menganggap hal-hal yang mengganggu pelanggan adalah hal yang wajar.

Kalau menurut kamu, hal menyebalkan lain dari online shop di Instagram, apa? :)

Thursday, January 8, 2015

'Kenalan' sama Indonesian Hijab Blogger

Horeee akhirnya sempat memposting tulisan ini setelah berminggu-minggu (lebay banget).
Jadi tanggal 20 Desember kemarin, aku menghadiri meet up bersama anak-anak Indonesian Hijab Blogger. Sebenernya aku juga baru denger IHB waktu ditag sama Echa tentang acaranya itu, tertarik buat ikutan lalu daftar.

Hari itu Jogja diguyur hujan merata dari selatan sampai utara, tapi itu sama sekali gak menghalangi kami buat hadir di lokasi. Kak Indah awalnya menjelaskan apa itu IHB, awal kemunculannya, dilanjutin sama perkenalan masing-masing orang. Ternyata acaranya asik, di sana kami banyak sharing tentang pengalaman blogging selama ini. Yang dateng juga profilnya beda-beda semua. Ada yang blognya memang membahas soal travelling, soal karya ilmiah, soal fashion dan masih banyak. Dan alhamdulillah, Sampan Mimpi diberi kesempatan untuk memberi sponsor acara ini. Ada sesi games dan yang menjawab pertanyaan pada games ini dapet goodie bag dari Sampan Mimpi. :D

Aku harap dengan adanya pertemuan ini, kami yang ikut di dalamnya bisa tambah rajin ngeblog dan menulis lagi (kalau memang yang sebelumnya diserang kemalasan yang besar untuk menulis panjang), dan semoga banyak hal yang bisa didapat dari pertemuan selanjutnya. Mungkin bisa bikin kegiatan bareng yang berguna bagi orang banyak atau hal-hal menyenangkan lain. :)





Ini dia yang dapet goodie bag dari Sampan Mimpi
(Kak Prima, Kak Jiun dan Kak Rida)

Tuesday, December 23, 2014

Seperti Mawar di Pelataran Rumah

"Kita tentu pernah ada di titik lelah lalu ingin menyerah.
Kita tentu pernah ingin berlari sejauh mungkin dan tidak pernah kembali.
Tapi cinta, dia selalu tahu kemana harus pulang." -Asa

Kamu tahu cinta yang begitu besar akan menyakitimu hingga rongga-rongga paling dalam di jiwamu?
Kamu tahu, orang yang begitu potensial menyakiti hatimu justru orang yang paling kamu cintai?

Aku dan kamu belum sama-sama tumbuh menjadi manusia yang dewasa. Kita tidak mampu mengontrol rasa sayang satu sama lain. Sayang yang begitu besar mampu menyakiti, membuat luka, membuat kita begitu jahat.
Aku pernah katakan, jika mencintaiku hanya membuatmu bertambah sakit, maka berhentilah. Berhentilah mencintai aku dan pergilah, karena pintu hatiku tidak pernah benar-benar terkunci. Kau bisa pergi kapan saja.

Mama juga katakan, "Ketika mencintai seseorang, jangan serahkan hatimu seutuhnya untuk dia. Sisakan setengahnya untuk mencintai dirimu sendiri, dan hal-hal lain. Ketika kamu dikecewakan, kamu tidak akan hancur sepenuhnya. Kamu masih punya sebagian hati untuk mengobati bagian yang tengah terluka."
Maka, aku belajar mencintaimu dengan wajar.

Tapi kamu tahu? Cinta kita mungkin seperti mawar di pelataran rumahku. Mawar yang pernah sama-sama kita tanam dua tahun yang lalu. Aku pernah mencoba memangkasnya. Karena menurutku, mereka tumbuh begitu brutal. Sangat cepat dan sangat lebat. Dan aku tidak mampu memangkasnya hingga akar. Meski aku mencobanya dengan keras. Akarnya sudah begitu kokoh dan kuat, seperti cinta kita. Seberapa sering pun aku berusaha memangkasnya, pondasi yang kita buat begitu kokoh. Aku tidak akan mampu menghapus rasa sayangku, rasa sayangmu, dan rasa sayang kita.
Meski luka yang pernah sama-sama kita buat begitu dalam, kenangan-kenangan manis tentang kita selalu menjadi penawar yang tepat.

Sayang, berjanjilah untuk tidak saling menyakiti lagi.
Berjanjilah untuk bersama-sama tumbuh menjadi pribadi yang dewasa.
Berjanjilah untuk saling mengerti bahwa hidup kita masih sangat panjang.
Berjanjilah untuk mencintaiku sewajarnya saja.
Berjanjilah.
Aku pun telah membuat janji.

Monday, December 8, 2014

Skolioser Bisa Naik Gunung!


Tell me that I can't, and I will show you I can!

Skoliosis membuat segala sesuatu dijalani dengan cara berbeda dari orang normal. But, skoliosis will not define me, it will make me stronger.

Dulu, ketika masih ditangani oleh dokter Alex dari London, aku gak boleh mengikuti olah raga apapun kecuali renang. Lebih-lebih naik gunung.
Alasannya karena; satu, pendaki gunung identik dengan bawaan carrier yang besaaaaar banget, ngalah-ngalahin besar badanku. (Malah mungkin aku muat kalau masuk carrier hahaha!) Punggungku yang notabenenya bengkok, dilarang keras dibebani beban yang amat berat.
Alasan kedua, karena naik gunung menguras tenaga yang besar. Skolioser (khususnya kasusku) capek dikit bisa sesak nafas dan ngilu di sendi-sendi tertentu.

Nah, dua bulan lalu aku tanya sama dr. Fong mengenai niatku naik gunung. Dokter Fong bilang, its okay, aku boleh naik gunung asal Spinecore-ku masih dipakai, dan asal tidak terlalu memaksakan diri.
mendengar itu, aku langsung loncat-loncat gembira. Naik gunung adalah salah satu impian besar yang pernah aku punya. Kenapa? Entahlah, mungkin sudah darahnya, Papa dan Mama ketika masih pacaran dulu, suka naik gunung bareng. Nah loh, jangan salahin dong kalau anaknya juga pengin naik gunung! :p

Perkenalan dengan Embek, Tomi dan Fika membuat aku pengin ikutan naik gunung. Lebih-lebih ketika Embek bilang aku gak perlu bawa carrier waktu naik, biar barangku dibawa dia. Ah, jangankan bawa carrier, bawa botol air mineral saja mereka gak bolehin.

November tanggal 13 lalu, kami berangkat untuk mendaki gunung Merbabu (eciyeeeeeeeeee)
Berangkatlah kami dari Jogja dengan sebelumnya, Embek dan Tomi mengomel karena bawaan bajuku yang menurut mereka terlalu banyak (?) Iya, aku harus bawa lapisan baju untuk brace Spinecore juga. :p

Menuju basecamp Merbabu hari udah malam dan bintangnya banyaaaaaaak banget, aku sama Fika sempat tiduran di aspal sambil lihat bintang waktu nunggu Embek sama Tomi taruh carrier di basecamp.

Besok paginya, kami mulai mendaki. Deg-degan iya, takut nyusahin iya, pokoknya campur aduk deh. Dikit-dikit istirahat, dikit-dikit tarik nafas. Beruntung aku punya teman-teman yang baik, mereka yang udah biasa mendaki mengerti kondisiku beda dan harus sabar menghadapi aku.

Perjalanan naik, gelap karena cuacanya lagi mendung

Setelah lewat dari pos satu, aku merasa mual-mual dan pusing gak karuan. Mereka bilang itu biasa, itu mountain sickness, biasa dirasain sama orang yang pertama kali naik gunung. Lalu muntah-muntahlah aku. Habis itu diketawain sama Embek. Ini orang emang suka banget ngetawain aku. :(

Singkat cerita, sudah lewat pos dua, menuju pos tiga (tempat rencana kami nge-camp) mulai turun hujan, padahal jalannya nanjak dan liciiiiiin banget. Fika setia gandeng dan dorong aku dari belakang biar gak jatuh. Fika, kamu memang wanita tangguh. Pas udah dekat pos tiga, dari belakang, Fika ngomong, "Ayo Asa, dikit lagi, dikit lagi."

Sampai pos tiga kami gak mendapati dua teman yang janjian waktu dibawah, akhirnya kami bangun tenda sendiri dalam kondisi hujan deras dan kabut yang sangat dingin. Aku yang pake jaket aja merasa kaku gak karuan, udah diem aja gak bisa gerak. Fika, Tomi dan Embek yang gak pake jaket udah kuyub banget masih bisa pegang-pegang tenda buat dirakit. Dan di saat itu, Tomi masih bisa ketawa-ketawa dengan badan setengah menggigil. Dalam hatiku, "Ini Tomi sebenernya sehat gak sih?" Tapi mereka kuat banget. Aku salut. Gery pun salut.

Tenda selesai, tapi masalah belum selesai. Hujan yang gak kunjung berhenti itu membuat tenda kami kebanjiran (ini juga karena tendanya jelek dan bolong-bolong) tapi mau gak mau kami tetap harus masuk ke dalam tenda kalau masih mau bertahan hidup hahahaha. Akhirnya, masuklah kami ke dalam tenda. Karena sudut-sudut tenda sudah kebanjiran, kami berempat mepet dan jongkok di bagian tengah tenda sambil ketawa-ketawa. Iya jongkok, karena bawah tenda sudah basah, kalau kami duduk, pantat kami bakal ikut basah, sementara persediaan celana dalam gak banyak (kecuali aku). Ini adalah pertama kalinya, aku ada dalam kondisi yang serba terhimpit tapi masih bisa ngakak bareng-bareng, masih bisa menertawakan keadaan. Segalanya gak terasa berat, malah seru banget! Aku gak tahu, padahal kata Tomi, ini pengalaman pertama naik gunung buat aku yang mungkin aja bikin aku jera tapi nyatanya enggak :p (Mama gak boleh tahu bagian ini, dia pasti heboh kalau tau tenda anaknya kebanjiran :p)

Ini muka mereka yang sempat aku abadikan di saat-saat genting

Kami menertawakan keadaan kami waktu itu, hujan gak kunjung reda. Sampai tawa kami reda. Semua diam, capek, ngantuk dan tertidur dalam posisi jongkok. JONGKOK.

Hujan yang mulai dari jam 3 sore itu baru reda sekitar jam 7 malam. Bayangin dong kami jongkok dan mindah-mindah posisi itu berapa jam. :))
Sesaat setelah hujannya mulai reda, kami langsung beres-beresin dan ngeluarin air yang ada dalam tenda. Tomi sebagai abahnya anak-anak langsung ambil tindakan bikin parit di sekitar tenda dan benahi pasak yang kurang benar, memang abah yang baik. :D
Habis itu, aku dan Fika langsung ambil posisi dan tidur masuk dalam sleeping bed. Sedangkan Tomi dan Embek belum tidur. Mereka ngapain ya? Kayaknya sih ngeringin celana dalam yang basah sambil ngopi dan ngerokok. :p
Udara yang dingin gak bikin tidur kami gak nyenyak lho. Karena semuanya capek dan capek banget hihihihi. Bahkan ketika tengah malam sempat hujan lagi, semuanya gak ada yang bagun dan tetap melanjutkan tidur masing-masing. Meski aku sempat melek dan mikir, "Kalau banjir lagi gimana ya?" sesaat kemudian menimpali pertanyaan sendiri dengan, "Bodo ah, ngantuk." Lalu tidur lagi.

Paginya, aku bangun dengan keadaan kaki yang sedikit kaku dan pegal. Fika udah senyum-senyum aja di sebelah. "Udah pagi, ayo lihat sunrise!"

Selfie sambil lihat sunrise. Belum mandi, belum gosok gigi.

SEGEEEEEEEERRRRR!
Kapan lagi Asa bisa bangun pagi


Setelah puas sama sunrise, kami mulai bongkar-bongkar pakaian yang basah kemarin malam untuk dijemur dilanjutin sama masak bareng-bareng buat ngisi perut. :D

Spinecor sampe ke Merbabu :D



Setelah masak, kami ngelanjutin ngejemur semua peralatan yang basah akibat kena hujan. Termasuk badan kami :p


Kumpulan tenda yang dibangun di pos tiga :)

Sambil jemur badan, Embek dan Tomi nanya, "Mau ke puncak gak?" Aku langsung menggeleng cepat. Kakiku sudah pegal gak karuan, kalau ngotot sampai ke puncak, bisa-bisa saking pegelnya, pulangnya malah gelinding dari atas. :p
Akhirnya kami hanya menikmati pemandangan dan udara di sana. Senang banget rasanya, lihat sekeliling hijau, atas biru, udaranya seger.

Mamaaaaa, anakmu sampai gunung! :D


Sekitar jam dua belas siang, kami beberes ngelipat tenda dan lain-lain buat persiapan turun lagi. Awannya udah mulai gerak-gerak, langitnya mendung. Kabut dingin pelan-pelan mulai mendekat, AAAAAAA NEGARA API MENYERANG!!!!
Setelah semuanya siap dan ringkes, kami langsung jalan turun daaaaaan tes tes tes, air hujan mulai netes dikit-dikit. Jalanan licin banget jadi harus ekstra hati-hati.

Untung Tomi sebagai pemandu (((PEMANDU))) memberikan petunjuk bangaimana cara berjalan yang baik di kala tanahnya sedang licin, dan bagaimana cara memposisikan kaki untuk menahan beban badan kita agar tidak tergelincir. Wih, asik. Fika juga masih di belakang siap menarik kalau-kalau badanku gak seimbang (beberapa kali sempat hampir terjatuh karena aku goyah. Aku goyah mas, aku goyah.) Kalau Embek? Ya kadang-kadang ngetawain aku kalau pas nemu jalan gak turunan dan aku lari, katanya bentukanku dari belakang lucu karena jaketnya yang kegedean ini. Huh. Eh, tapi dia baik kok, dia bawain bajuku yang gak sedikit itu. Tuh, kamu aku puji lho, Mbek.

Dan ternyata hujannya labil, waktu udah jalan lumayan jauh, hujannya berhenti, ujan lagi, berhenti, ujan lagi. Uh pucing pala dedek jadinya.

Perjalanan pulang

Perjalanan turun gak memakan waktu selama perjalanan naik. Kira-kira dua jam kami sudah ada di pos satu, sudah dekat dengan basecamp (ya gak deket-deket banget sih).

Jam tiga-an kami akhirnya sampai di basecamp dan istirahat sebentar. Ngopi-ngopi dan tidur-tidur ayam sebentar. Teruuuuus kami langsung lanjut pulang ke Jogja. Ternyata perjalanan pulang pun hujan, tapi karena kami gak kelunturan kalau kena hujan, jadi ya ditrabas aja tanpa pakai jas hujan. Petarung jalanan kok.

Antara seneng karena udah berhasil naik dan turun dengan selamat meski gak sampai puncak, tapi sedih juga karena harus pulang, tapi mau gak mau harus pulang, banyak pekerjaan yang menunggu.

Kata Embek, habis pulang dari Merbabu harus tulis cerita di blog dan aku baru sempat nulis ini sekarang. Ini jadi pengalaman pertama yang menyenangkan banget karena isinya cuma ketawa-ketawa doang, gak ada ngambek-ngambek-an, gak ada rasan-rasan-an, semua baik, semua saling bantu, semua saling ngerti. Aku dapat pelajaran banyak dan dapat teman baru yang sangat sangat baik, yang gak ada jaim-jaimnya padahal belum kenal lama.

Aku skolioser dan aku bisa naik gunung. Meski mungkin aku bukan skolioser yang pertama kali naik gunung.
Makasih buat Embek yang udah percaya kalau aku bisa dan dengan spontan ngajak langsung naik Merbabu aja ketimbang ke gunung Purba. Kalau gak diajak gini, mungkin sampai hari ini aku cuma bisa 'pengin' naik gunung. :D :D :D

EKSTRAAAAAAA

Wednesday, October 29, 2014

Once Upon A Time in Bandung


Nyoba topi murah di Bandung, merasa kayak turis, sambil joget-joget di depan kaca besar. Aku bahagia.

Tuesday, August 5, 2014

Pop Up Tugas Akhir DKV lalu

Ini tugas akhir udah lama banget dari tahun lalu kayanya, baru diposting sekarang, baru sempet. ;p
Tugas akhir mata kuliah DKV 5, bikin pop up pengetahuan HIV/AIDS buat anak-anak.







Kebetulan aku juga bikin tutorial membuat pop up yang sangat sederhana. Meski terkesan gak niat dan direkam hanya menggunakan android, semoga saja bisa membantu yaa!





Thursday, July 31, 2014

What I (often) Wear


OOTD-nya Asa kayak gini, meski umur sudah 22 tahun.
Di saat teman-teman satu angkatan sudah pakai higheels, eyeshadow, eyeliner, lipstick, tas mamak-mamak.
Ini aku yang telat, apa temen-temen yang kecepetan? :))

And The Winners are......

Helo, ini saatnya mengumumkan tiga pemenang untuk kartu pos dari Sampan Mimpi.


Ada 10 email yang masuk ke emailku, wah gak nyangka ternyata banyak juga ya yang mau :D
Tapi beberapa di antaranya tidak menggunakan subyek email seperti yang aku minta. Jadi kebingungan ketika harus search email mereka. :(
Ketiga pemenang yang aku pilih ini karena memenuhi kriteria dan ceritanya menarik.
Siapa sajakah mereka?
Ini dia.....

1. Herwidhiya Azizah
2. Kelik
3. Nabila Azzahra

Selamat!!! Kepada ketiga pemenang harap email alamat lengkap, nama lengkap beserta kode pos dan nomer handphone yang bisa dihubungi untuk pengiriman. Oh iya, sertakan juga ya mau kartu pos yang series apa. Pengiriman akan dilakukan setelah aku sampai di Jogja. Terimakasih banyak yang sudah ikut berpartisipasi, mohon maaf untuk yang belum beruntung, dicoba lain kali ya, karena akan banyak giveaway setelah ini.

Selamat lebaran dan liburan! :)