Saturday, September 4, 2010

Rahasia

Semua orang punya rahasia. Dan kita berhak untuk menyimpannya sendiri. Karena tidak semua bagian dari kehidupan harus diceritakan, ada beberapa sekmen dari kehidupan yang terkadang harus kita simpan sendiri dan menutupnya dari orang lain...

Thursday, September 2, 2010

Janji Busuk

Percuma kamu datang lagi, membawa segudang janji untuk dipamerkan.
Tidak perlu, aku tidak butuh.
Bawa pergi saja janjimu itu. Atau tinggalkan di sini, biar kukubur dalam-dalam di tumpukan sampah yang sudah mulai membusuk, seperti janjimu, busuk.

Seperti Cangkir Kosong dan Teko Penuh


Ketika aku menjadi sebuah cangkir kosong, aku ingin kamu menjadi teko berisi teh yang tak pernah habis-habis.
Setiap hari, kamu penuhi aku dengan teh.
Ketika teh itu habis, kamu tuangkan lagi, begitu seterusnya.
Tak pernah habis, tak pernah bosan...

Friday, August 27, 2010

Hati yang besar...

Dia bilang semua orang punya hati yang besar. Dan aku percaya. Aku punya hati yang besar untuk mencintainya, untuk mengijinkan dia mengisi sebagian atau bahkan seluruh ruang yang ada di hatiku. Atau bahkan aku bisa memberi sekat-sekat di ruang hatiku dan memasukkan beberapa orang sekaligus di dalamnya. Aku bisa membagi ruang itu untuk siapapun tanpa mengabaikan dia.

Thursday, August 26, 2010

Jadi Cewek itu........................ Sulit

Yak, jelas menurutku jadi cewek itu sulit.
Kadang kita dituntut untuk bisa memasak. Dan itu sulit, seenggaknya buat aku.
Mungkin bagi sebagian cewek, memasak itu mudah, gak masalah, kecil....
Tapi aku? Nyerah deh....

Mamah pernah bilang, "Dek, waktu mamah seumuran kamu, mamah udah bisa masak lho."
Dan aku cuma nyengir.
Bukannya gak mau belajar, tapi...... Setiap apa yang aku masak gak pernah bener.
Bikin mie instan aja kadang hambar, atau kadang2 keasinan. Nyeplok telor kadang gosong, halaaaah.......

Kata mamah, masak itu pake cinta. Lah! Tetep gak bisa -____________-

Waktu masih SMA, aku dan temen2 sering ngadain acara masak2 bareng. Dan taukah apa tugasku? Nyuci piring.

Mamah juga seolah udah angkat tangan, ketika suatu waktu aku berniat bantuin mamah masak di dapur, mamah bilang, "Lah mau ngapain?" "Bantuin mamah masak" "Gak usah, mau ngeracunin orang rumah kamu?"
Aku ditolak mentah-mentah. Nasib.

Kadang kepikir sih, gimana jadinya kalau aku menikah nanti? (dih sok tua pikirannya)
Tapi beberapa orang bilang, kalau semua itu bakal mengalir aja. Lama kelamaan kita pasti bisa masak.
Masalahnya, kalau anak dan suamiku keracunan gimana? Kalau mereka mati gara2 makananku gimanaaaa?
Oke yang ini lebay.
Tapi jujur, aku pengen banget bisa masak, dan kadang2 malu sama temen2 seumuran yang udah bisa masak....

Tuesday, August 24, 2010

Teman Imajiner

Beberapa waktu yang lalu, di twitter, aku bikin pengakuan.

#dulu saya pernah punya teman khayalan namanya Mimi. Rupanya dari kecil saya sudah gila...

Yak! Aku mungkin memang sudah gila dari kecil.

Mimi adalah teman imajinerku dulu, ketika SD. Aku sendiri gak inget jelas kenapa aku bisa nyiptain tokoh Mimi dalam kehidupan aku. Mungkin karena dulu, aku gak punya banyak teman, karena kecengenganku yang berlebihan, teman-teman sekolah banyak yang gak mau deket2 aku. *nasib*

Sosok Mimi yang (kayaknya) aku ciptain itu cewek (jelas), iket kepang dua, dan lahir tanggal 3 Juni, satu hari setelah aku lahir.
Ketika dia ulang tahun, dan waktu hari persahabatan, aku selalu ngasih dia hadiah coklat batangan (waktu itu) harganya 500 perak. Walau ujung2nya selalu ku makan sendiri.
Aku juga pernah ngasih dia iket rambut, dan lagi2 ujung2nya aku pakai sendiri. *mending gak usah ngasih kali Sa*

Setiap pulang sekolah, dipojokan kamar (salah satu pojokan kamarku kosong waktu itu), aku cerita sama Mimi...
Cerita tentang sekolahku hari ini, tentang teman-teman dan tentang guru-guru. *Iye, aku ngomong sendiri* *Ampuni Asa Ya Allah*


Dan persahabatan kami berakhir ketika aku sudah duduk di kelas 4 SD (kalau gak salah). Ketika sudah mulai banyak kegiatan dan PR dari sekolah, lama-lama Mimi mulai terlupakan.

Kamarku juga di-dekor ulang, gak ada pojokan yang kosong lagi. Mungkin itu salah satu alasan aku gak pernah ngajak ngomong Mimi lagi. *sudah mulai waras ceritanya*

Sampai sekarang aku gak tau Mimi di mana *eh? Dia gak dimana2 kali, dia kan emang gak ada! Sinting!*

Oke sudahlah, kita akhiri saja postingan kali ini. Saya memang gila dan mungkin sampai sekarang masih kurang waras. Salam toyor!

Tampang Mimi :

Thursday, August 19, 2010

Kutipan

"Suatu saat nanti, apa kakak akan menikah?"
"Ya."
"Dengan aku?"
"Tergantung. Kalo kamu sudah besar."
"Masih lama, aku masih kecil..."
"Kalau begitu, kakak menikah duluan."
Aku diam.
"Nanti, kalau kamu sudah besar, dan sudah matang, kakak akan menikahimu."
"Yang benar?"
"Ya, tentu saja."

Dan kamu bohong...

Unyunyunyunyu :3







Hayo tebak ini apa? :D