Lebih memilih mencintai duluan atau dicintai duluan dalam sebuah hubungan?
Aku tidak memilih keduanya. Kalau kita berpikir, dalam kasus dicintai duluan, kita bisa pelan-pelan belajar mencintai orang yang mencintai kita duluan. Salah. Bisa saja salah.
Kita bisa saja berkata, memperkirakan, mencoba mencintai orang yang kita rasa tepat dijatuhi cinta kita. Tapi perasaan siapa yang tahu? Siapa yang bisa menjamin kita bisa mencintai orang tersebut dengan layak? Apalagi ketika kita masih menyimpan seseorang di hati rapat-rapat. Lebih baik, urungkan saja. Daripada kita menjalani sebuah hubungan yang berat sebelah, pasangan sudah mencintai kita secara jauh, kita masih berusaha mencintainya, tidak tahu sampai kapan, tidak tahu kapan cinta kita akan berpegangan erat dengan cintanya.
Pada akhirnya kita akan merasa hambar, sadar bahwa yang kita cari tidak ada dalam dirinya. Bahwa berusaha mencintainya dengan cara apapun tidak akan berhasil. Kita tidak akan bisa berlama-lama berpura-pura.
Dalam kasus kedua, mencintai duluan, juga sama. Kita tidak bisa memaksanya jatuh cinta pada kita. Hatinya, hati kita, akan memilih ingin jatuh di mana.
Jika boleh memilih, aku akan memilih memintal sebuah hubungan dengan seseorang yang jatuh cinta padaku, dan aku cintai.
Kapan?
Entah.
Mungkin esok. Mungkin lusa. Mungkin tahun depan. Mungkin dua tahun lagi.