Seminggu yang lalu, mas
Endro (senior DKV) minta cariin teman yang mau jadi relawan buat ngajar gambar anak-anak penderita kanker di salah satu RS di Jogja. Tanpa pikir panjang, aku langsung ngajuin diri aja.
Tutor gambar udah dimulai dari minggu lalu setiap hari sabtu. Minggu kemarin belum punya materi apa-apa jadi aku sama Iby nyuruh mereka gambar bebas aja trus diwarnain, ternyata semuanya sama, mereka pada gambar pemandangan hahaha yasudahlah, namanya juga permulaan. Tapi sayang sekali, minggu kemarin yang datang ke ruang bermain hanya 3 anak, yang lainnya sedang istirahat. :(
Nah, minggu ini kami sudah menyiapkan materi untuk ngajarin mereka mewarna dengan cat air. Di sana ternyata sudah menyiapkan cat air dan kuas, jadi dari kos kami cuma bawa print-print-an gambar hasil trace tadi malam.
Sampai di sana ternyata anak-anaknya sudah menunggu, rupanya mereka udah gak sabar buat belajar mewarnai. Ada 5 anak yang sudah menunggu, lebih banyak dari minggu kemarin.
"Mbak kok baru dateng? Kami sudah nunggu dari tadi." kata salah satu dari mereka. Senang rasanya ngelihat mereka antusias. :') Aku minta maaf terlambat karena harus ngeprint gambar dulu. Terus aku Iby dan mbak Anisa (relawan yang jaga di sana) nyiapin meja-meja dan alat bahan buat mereka.
Alhamdulillah mereka senang, mereka gak puas hanya ngewarnain satu gambar aja, mereka minta gambar lagi untungnya gambar yang aku bawa pas hihihi.
Ini dia beberapa hasil mereka mewarnai dengan cat air:
Ada beberapa yang gak begitu rapi, memang. Soalnya ada yang mewarna dengan tangan kiri (padahal mereka tidak kidal) karena tangan kanannya diinfus, ada yang masih bisa pakai tangan kanan tapi gemetar. Tapi gak apa-apa, menurutku, ini sudah bagus. :)
Well, sebenarnya bukan hanya mereka yang belajar dari aku dan Iby, tapi aku juga belajar dari mereka. Belajar tabah menghadapi apa yang mereka derita sekarang, belajar tetap tersenyum dan riang walau mereka harus dibelit infus dan dicekoki obat-obat yang membuat rambut mereka rontok perlahan. Aku salut sama mereka, dengan umur sekecil itu, mereka kuat.
Berada di tengah-tengah mereka ngebuat aku nyalahin diri sendiri kalau suka ngeluh sama tulang belakang yang sering kumat seseknya, ngebuat aku benar-benar ngebuka mata kalau yang selama ini Allah kasih buat aku itu lebih dari cukup. Aku lebih beruntung dari mereka, gak sepantasnya sering ngeluh. Allah memang selalu tahu bagaimana caranya bikin aku bersyukur. :')
Segitu dulu cerita hari ini, mungkin minggu-minggu berikutnya bersama mereka akan menjadi hari yang menyenangkan. Sampai jumpa di postingan selanjutnya. :)